Saturday, August 16, 2008

pulang...

ahirnya, pagi-pagi buta setelah menempuh perjalanan hampir setengah malam menyusuri jalanan yang berliku diapit jurang dan bukit berselimut rapatnya belantara Sumatera dan di temani semilir dingin angin malam bukit barisan yang kami biarkan menerobos masuk melalui jendela mobil sampai juga kami di Medan, kota terbesar ketiga di Indonesia yang begitu eksotis. perjalanan yang cukup menguras tenaga sudah cukup melelahkan tapi masie juga ditambah remintik kecil gerimis yang membuat aku terus mengumpat sampe sadar kalo perutku laper, huh... untung McD ada 14045 yang setia 24 jam/7 hari. perut kenyang langsung tidur dan akupun kelupaan subuhan, dhasar!!!
dan kenapa judul post ini "pulang..."? yah, aku selalu mencoba untuk realistis dan menerima kenyataan kalo tanah asalku di Jawa ada nun jauh di sana di seberang lautan sementara aku ada di tanah Sumatera yang membuat aku terpaksa menganggap Medan sebagai kampung halaman, tiap ada kesempatan aku langsung cabut dari Aceh dan berangkat ke Medan dengan segenap suka cita. buat orang-orang Medan, sorry kalo aku dengan tanpa permisi meng-akuisisi medan kalian...
sekarang di sinilah aku, Medan dengan segala hingar-bingarnya, dengan segala hiruk-pikuk manusianya mempertahankan hidup dengan hidup itu sendiri sebagai taruhannya. dan aku? aku teteup "mencoba" enjoy dengan itu semua. aku harap temen-temen kuliahku dulu juga pada "pulang" weekend ini so kita bisa hangin out barengan lagi. karena sejak saat itu, 19 Juni 2008, kami yang lulusan STAN Medan harus memulai babak baru dalam hidup demi menapaki waktu sekedar menyambung cerita menuju masa depan menjadi Pegawai Pajak di kantor masing-masing dan meninggalkan semua romansa jaman kuliah dulu yang meski ga begitu intim tapi cukup punya chemistry di antara kami masing-masing, dan waktu kami untuk sama-sama lagi harus terrenggut untuk itu semua. kami jadi jarang hangout bareng lagi, jarang nonton lagi, jarang makan bareng lagi... tapi yah, itulah hidup yang konon satu-satunya yang abadi di hidup ini justru perubahan itu sendiri. so kami terus mencoba tegar dan siap dengan sagala perubahan dan perpisahan semacam itu. semoga...
dan tentang pulang, aku sudah ga bisa lagi menerjemahkan kata itu. aku sendiri bingung kalo ditanya mo pulang kemana, apa rumah tempat aku di besarkan sejak bayi sampe 17 tahun bisa di sebut tempat pulang? bukan, itu cuma rumah tempat semua kenangan waktu kecilku aku tinggalkan, itu cuma cumah ortu yang sudah hampir 3 tahun aku simpan dalam ingatan. apa kosku waktu kuliah dulu bisa disebut tempat pulang? bukan juga, aku cuma berhak bilang "pulang" jika aku masie kos di sana, dan sudah hampir setaon rumah itu aku tinggalkan. dan apa rumah kontrakanku di Aceh pantas aku anggap tempat pulang? rasanya ga juga, karena hatiku ga pernah di sana, aku ga pernah bisa merasa pulang setiap aku di sana. hmph... mungkin hatiku masih berkelana mencari apa itu arti "pulang", mungkin nanti jika aku sudah mampu punya rumah sendiri baru aku pantas bilang pulang, sekali lagi mungkin. sementara ini biarlah, aku rela kalo harus terus terombang-ambing dalam arti kata pulang. aku sadar duniaku memang absurd...

Thursday, August 14, 2008

tentang aku...

buat kamu yang mungkin kenal (or pernah kenal) coba inget-inget...
aku sekolah di SDN Ngeluk 1, SLTPN 1 Penawangan, SMAN 1 Purwodadi, UNNES (cuman 2 smester terus cabut), terahir STAN... mungkin kita pernah sekelas, sesekolah, sekuliahan, or senior/juniorku silaken kontak yah...

tentang ayam bakar...

mendung begitu berat menggantung di tepi barat langit waktu aku putuskan untuk cabut dari kantor jam 04.00 sore tadi. sebenernya jam kantorku 07.30-17.00 tapi karena takut ujan so aku cabut lebih awal, dhasar pegawe bejat!!! becak melaju menyururi Jl. Teuku Umar dan sampailah aku di gang masuk menuju rumah kontrakan. transportasi di sini memang di dominasi oleh becak, bukan becak model goes seperti becak di Jawa pada umumnya tapi becak di sini tuh kayak motor yang ditempel sespan, sama kayak di Medan, bedanya di Medan lebih mahal. turun dari becak aku disambut remintik air yang mulai jatuh menyentuh permukaan kulitku...

badan capek, rumah sepi, dan mati lampu. lengkap sudah penderitaanku... saking capeknya sms masuk aja ga denger, tau-tau udah ada dua sms dari "fa" (mantan pacar terahirku) dan "rike" (temennya fa yang kayaknya lagi pdkt ma aku). beberapa saat aku terdiam dalam lamunan lampu idup lagi, ahirnya aku mandi juga!!! ga beberapa saat abis mandi temen seperjuanganku, sekantor n' serumah juga ngirim sms yang intinyadia mo makan, aku monitip ga? dan pas mereka pulang aku sambut dengan sesimpul senyum karena di tangan kanan udah ada bungkusan yang isinya "ayam bakar khas Jawa n' jus jeruk". perut kenyang dan sebatang Marlboro putih yang asapnya mengepul menjadi bentuk yang abstrak lalu larut dengan udara kota yang sejuk...

temen-temenku (Gilang n' Edi) udah pada mandi dan siap untuk memulai babak ke dua pertandingan PS antara mereka sendiri, dan aku? akupun memutuskan maen ke warnet, yah sementara ini warnet adalah hiburanku satu-satunya, pelarian dari dunia nyata yang ga selalu bisa menjawab segala pertanyaan, yang ga selalu bisa sesuai keinginan, sampe nanti aku bisa beli notebook sendiri. huh, kapan yah rapelan turun? udah ga tahan mo beli notebook!!!

Ohya, besok rencananya kami cabut ke Medan, kota yang hampir dua taon ini memaksa kami untuk beradaptasi dengan jarak sampe-sampe kami sudah menganggap Medan adalah kampung halaman kami. satu realita kalo kami ga bisa selalu pulang ke kampung halaman (Jawa) setiap saat membuat kami harus berpikir rasional, kami harus bisa have fun sama Medan. dan kenapa aku selalu memakai kata "kami" (yang bercetak tebel) adalah karena di angkatan 13 (2006-2007) STAN Medan jumlah mahasiswa yang dari Jawa ada 13 orang untuk spesialisasi (jurusan) Pajak dan 2 orang untuk spesialisasi Bea Cukai. aku sendiri juga ga tau kenapa hidupku sering banget bersinggungan sama bilangan 13? aku laer tanggal 13, masuk STAN juga angkatan 13 (Medan), jumlah temen dari Jawa di kelas Pajak ada 13 orang, aku juga sering ngarep gaji 13, hahahahaha.....

Wednesday, August 13, 2008

from Singkil with love...

padahal seminggu yang lalu aku masih ada di tengah hingar-bingar kota Medan yang begitu panas, megah, dan hampir selalu memaksa manusia-manusianya untuk selalu bilang: aku, aku, dan aku... yah, satu realita yang ga bisa dihindari tentang konsekuensi bahwa kita harus berpikir egosentris kalo ingin survive di kota besar (tapi ga selamanya).

aku masih inget betul hari-hari pas aku, maksudnya kami ikut DIKLAT PRAJABATAN DEPARTEMEN KEUANGAN MEDAN 2008. kami yang dari tiga direktorat jenderal berbeda (Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara) dipaksa menghadapi satu situasi yang sama dalam waktu sepuluh hari. tapi bukan sesuatu yang susah ternyata, bentar aja kami sudah akrab dan merasa satu keluarga besar yang solid, toh kita ada di bawah departemen yang sama, Departemen Keuangan yang dipimpin "tante" Sri Mulyani.

menjelang ahir prajab seolah semua larut dalam suasana yang mengharu-biru (ga cuma perasaanku aja), kita yang sepuluh hari terus berjuang dalam canda yang hangat kini harus kembali pulang ke dunia masing-masing, ke kantor masing-masing, dan menjalani hidup seperti dulu. tapi kami semua tau kalo hidup ga bisa biasa seperti dulu, perpisahan itu bukan sesuatu yang bisa dibilang "biasa". apalagi pisah sama temen-temen. but life must go on rite?

n now, here i am... 222 km dari deru bising lalu lintas Medan. aku sekarang ada di Subulussalam, tempat kantorku berdiri, KP PBB Aceh Singkil. kota yang baru setaon berdiri setelah pemekaran dari Kabupaten Singkil. lucunya,meski baru setaon pemekaran Subulussalam ini sudah mendapat predikat kota, dan yang namanya kota biasanya rame tapi boro-boro rame, ini malah ga ada lampu merah satupun saking lengangnya lalu lintas... (kota yang aneh!!!) tapi untung aja masih ada warnet so aku teteup bisa post di sini.