Friday, February 5, 2010

"Bang, kasi saya duit goceng...terserah Abang mo ngapain saya"

Satu lagi potret kemiskinan di jalanan ibukota

Beginilah kisah bermula


Beberapa hari yg lalu gw ada janji hang out dengan teman gw. Kebetulan jaraknya jauh dan jalanan sore hari selalu macet, so, kita memutuskan ketemu di sebuah meeting point.
Gw naik taxi dari kantor.

Supirnya adalah bapak2 berusia sekitar 55-60 tahun. Kelihatan seperti orang terpelajar dan ramah
Beliau menyapa gw "baru pulang kerja ya, neng?"
Disapa sedemikian ramah....gw jawab dgn ramah juga... Secara kdg2 kan ada juga supir taxi yg jutek....kita ajak ngobrol, dia cuma jawab sepatah dua kata


Pertanyaan standard dari gw: "Poolnya di mana, Pak? Narik dari jam berapa, Pak?"
Dari situ, pembicaraan pun mengalir lancar
well, gw suka banget mendengarkan kisah2 dan pengalaman2 org terutama yg hidup di jalanan.....jadi, pertanyaan beruntun selalu keluar dari mulut gw


Tidak ada yg terlalu istimewa jika dibandingkan dgn pengalaman supir2 taxi lain....


Hingga tibalah pertanyaan gw "Pernah nemu penumpang yg aneh-aneh gak, Pak?
Dia bercerita ttg penumpang dari Daan Mogot ke Bogor....sesampai di Bogor, penumpangnya bilang gak punya duit buat bayar ongkos
Ternyata itu belum klimaxnya


Masih menurut penuturannya, dia pernah kenaikan penumpang perempuan berusia sekitar 35-40.... Begitu naik langsung duduk di depan di sebelah supir dan langsung bergenit-genit ria.
Ntu cewe bilang "Bang, kasi saya duit goceng...terserah Abang mo ngapain saya"
Goshh!!!! Kaget gw!!! Hanya demi goceng???? *well, sekalipun demi ratusan juta, perbuatan tsb tetep gak bisa dibenarkan*.......Tapi, demi goceng????
Serasa ada palu yg memukul dada gw



Gw penasaran donk reaksi si bapak..... Gw tanya, "trus Bapak gimana?"


Kata si Bapak "Saya memang bukan malaikat, Neng....tapi sudah prinsip saya utk melakukan kebaikan spy mendapat hasil yg baik.....jadi, saya jawab, Maaf saya gak bisa, baru aja tadi dgn istri saya"
Tapi, ntu cewe belom mau nyerah juga "ya udah ga usah mpe gituan, saya minta 2rb aja"
Akhirnya, si bapak ngasi 2rb dan mempersilakan si cewe ntu turun....


Si bapak cerita ke temen-temennya sesama supir taxi....ternyata si cewe ntu udah sering mangkal di situ dan menjalankan modus operandi yg sama




Campur aduk perasaan gw mendengar cerita tsb
Ada kaget, sedih, kesal, marah, malu, tertohok, ngerasa tidak berdaya dll
Gw menemukan cerita baru lagi tentang potret kemiskinan bangsa ini tapi gw gak berdaya apa2 terhadap kondisi itu.....


Setelah gw nyampe di tempat tujuan dan ketemu temen gw, gw langsung minta dia nganterin gw balik dan gak jadi hang out
Ketika ditanya kenapa, gw hanya bilang "Simpan duit kamu, sayang banget dihamburkan begitu saja"
Sepanjang perjalanan di mobil gw hanya diem....dan baru besoknya gw bercerita.



Hiksss....keinget bagaimana kadang gw terlalu egois dan penuh hura-hura

Keinget bagaimana gw dan banyak org enggan memberi 500/1000 perak ke peminta2 dgn berdalih "ahhh, kan sesuai Perda yg baru gak bole lagi ngasi pengemis"....tapi dengan tidak sayangnya ngeluarin duit makan di resto ampe ratusan ribu padahal makanan tsb tidak lebih enak dari makanan pinggir jalan...tapi, kan demi gengsi

Keinget juga bagaimana orang2 kaya di negeri ini menghambur2kan duit begitu saja...

Keinget bagaimana org2 pergi clubbing dan menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta dalam satu malam hanya utk membayar minuman juga utk membayar ladies escort....

Keinget ibu2 pejabat pergi shopping ke Harrods utk mengejar tas Hermes terbaru...

Keinget org2 ngantri di PS karena Felice lagi menggelar diskon...

Keinget abege2 bergaya di mal dgn blackberry, tentunya dgn casing yg bertabur berlian...

Keinget bapak2 pejabat menerima sogokan ratusan juta hingga milyaran demi keluarnya izin ke pengusaha....meskipun izin tsb menyalahi UU...

Keinget aliran dana milyaran hingga trilyunan yg gak jelas juntrungannya di negeri ini....

Bahkan karena keegoisan juga, gw gak pernah bisa menjamin apakah gw akan tetep seperti ini mampu memelihara sense of crisis di hati nurani gw atau ketersentuhan gw hanya bisa bertahan sehari, dua hari, tiga hari, seminggu atau sebulan????

Entahlah!!!







Happy New Year, Guys


dikutip dari: sumber

STAN in Progress




sumber


sumber

Thursday, February 4, 2010

Group Band Asal Rusia Bernama "Indonesia"




Band Members :
Coal - vocal, guitar
Santa - bass
Demian - guitar, soundscapes
Charlie - drums, percussions
Influences :
Dream Theater,Led Zeppelin, The Used, Nirvana, King Crimson,Queen,Iron Maiden, Muse, Aerosmith, Guns n Roses, Green Day, Glassjaw, Head Automatica, Refused,the mars volta,my chemical romance.
Sounds Like New Wave Rock!!!!!
Record Label http://www.dfmo.net/
Type of Label Indie

official site
sumber

Wednesday, February 3, 2010

PEMBEDAAN SECARA SPESIFIK WAYANG YOGYAKARTA DAN SURAKARTA (I)

KRONOLOGI PEMBEDAAN WAYANG KULIT DI JAWA TENGAH

Pada mulanya, hanya ada satu jenis wayang di Jawa. Wayang tersebut berasal dari relief candi-candi yang ada di wilayah Jawa yang saat itu masih dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Saat itu tokoh-tokh pewayangan di gambar di atas daun tal atau daun lontar sehingga di kenal dengan nama wayang lontar.

Wayang lontar dan Wayang kulit awal Demak
Setelah Majapahit runtuh pada tahun 1478, berdirilah kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, dengan Raden Patah sebagai raja pertamanya dari tahun 1478-1520 mencipta wayang kulit dengan tangan masih menyatu dengan tubuhnya. Raden Patah kemudian digantikan oleh Prabu Sabrangan yang memerintah dari tahun 1520-1521. Prabu Sabrangan yang gemar dengan pertunjukan wayang lalu menciptakan wayang beber yang semua gambarnya telah diubah ke dalam gaya Islam karena saat itu Islam melarang pengikutnya melukis manusia secara realistik. Hal tersebut dianggap bertentangan dengan ajaran agama Islam. Sedang pola candi yang ada di Jawa di teruskan dalam pola wayang kulit di Bali.

Setelah masa kejayaan wayang Beber lewat, munculah sosok-sosok Wali Songo yang secara giat menyebarakan ajaran Agama Islam. Sunan Kalijaga lalu mencipta wayang dari kulit kerbau yang ditatah dengan menggunakan gapit sebagai pegangan. Namun tangannya masih menyatu dengan tubuh. Wayang tersebut dibuat menjadi satu kotak dan diwarna hanya dengan warna hitam. Jumlah wayang di buat cukup untuk menyampaikan cerita-cerita Mahabarata dan Ramayana yang sudah di sesuaikan kedalam ajaran Islam selama semalam suntuk.

Wayang Beber


Pada tahun 1521, jumlah wayang diperbanyak dengan adanya wayang-wayang ricikan seperti gunungan dan binatang serta adanya perubahan dengan tangan yang sudah dapat digerakkan. Pertunjukan pun mulai menggunakan kelir, debog, dan blencong. Selain itu wayang yang tadinya masih berwarna hitam puith mulai diwarnai. Dan pagelaran mulai memakai istilah simpingan.

Simpingan Kiri dan Kanan
Kerajaan Demak yang runtuh kemudian digantikan oleh kerajaan Pajang. Jaka Tingkir sebagai raja Pajang mulai memperkenalkan Wayang Kidang Kencana yang memiliki ukuran sedikit lebih kecil dari wayang kulit umumnya. Di sinilah pertama kalinya digunakan istilah ngore, topongan, gelung dan sebagainya.

Pada awal pemerintahan Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati menambahkan wayang Garuda dan Gajah untuk pelengkap pertunjukan. Saat ini pula lah rambut mulai ditatah halus. Wayang inilah yang sekarang dikenal sebagai wayang gagrak/gaya Mataraman.

Pada masa pemerintahan Mas Jolang, wayang kembali diperbesar. Dengan mulai menggunakan istilah wanda pada wayang-wayang tertentu.

Setelah jaman pemerintahan Sultan Agung, tepatnya zaman pemerintahan Amangkurat Tegal Arum, pakem pedalangan kemudian pecah menjadi dua. Yaitu Gaya Kanoman oleh Nyi Anjang Mas dengan penggunaan sepatu, jubah, dan keris pada wayang dewa dan pendeta yang beroperasi di wilayah timur. Gaya yang satu lagi adalah gaya Kasepuhan oleh Kyai Panjang Mas. Gaya pedalangan ini menghilangkan Bagong karena mendapat larangan dari pemerintah Belanda. Bagong dianggap sebagai orang yang lancang mulut dan sering mengkritik pemerintahan Belanda di Jawa.

Pada pemerintahan Pakubuwono III pusat pemerintahan Mataram dipindah dari Kartasura ke Surakarta. Ini adalah masa peralihan dari gaya Mataraman ke jaman Surakartan. Perubahan ini terlihat dengan diubahnya bentuk kera dan raksasa sehingga hanya bermata satu. Selain itu wayang gaya Surakarta juga di peramping sehingga memudahkan dalang dalam melakukan sabet atau olah wayang.


Anoman Gaya Surakarta & Yogyakarta /Mangkunegaran

Pada masa pemerintahan Pakubuwono IV, terjadi perselisihan antara golongan tua dan muda. Golongan tua yang dikepalai oleh Pangeran Mangkubumi menyatakan perselisihannya terhadap Pakubuwono IV yang mau bekerjasama dan mengakui kedaulan pemerintahan Belanda atas kerajaan Mataram. Akibat dari perjanjian Giyanti, Mataram di pecah menjadi dua yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta. Pangeran Mangkubumi lalu menjadi Sri Sultan Hamengkubuwono I. Sebagai golongan tua, kemudian Mangkubumi mengembangkan wayang gaya Mataraman sedangkan Pakubuwono IV mengembangkan wayang gaya Surakarta atau sekarang lebih tenar dengan nama wayang gaya Solo. Lebih lanjut, Kasunanan Surakarta yang kemudian pecah lagi menjadi Kasunanan Solo dan Mangkunegaran. Oleh Mangkunegara I, wayang gaya Solo lalu di perbesar. Pada wayang gaya Yogyakarta pun lalu terjadi perubahan dengan adanya gaya baru yaitu wayang Paku Alaman yang masih mempertahankan bentuk gaya Mataram namun kebanyakan wayangnya menggunakan keris.

PENDAHULUAN

Pagelaran Wayang Kulit adegan Jejer Pandawa

Setelah Wayang mendapat penghargaan sebagai warisan budaya dunia dari UNESCO, rasanya sangat penting bagi kita untuk terus melestarikan wayang yang ada. Banyaknya jenis wayang yang telah punah seperti wayang Banjar, dan wayang Palembang membawa keprihatinan di dalam diri pencinta wayang sendiri yang semakin lama semakin menurun.

Di dalam buku ini sendiri saya hanya akan membahas perbedaan yang ada dalam boneka wayang dari Surakarta dan Yogyakarta yang jarang sekali diperhatikan perbedaannya.
Tentu saja masih banyak perbedaan yang dapat kita temukan dalam dunia pewayangan yang dapat dibahas lebih lanjut. Namun di sini saya hanya akan membahas tentang perbedaan fisik wayang dari kedua daerah tersebut, bukan gaya pedalangannya. Meskipun buku ini masih sangat dangkal jika kita melihat secara keseluruhan dunia pewayangan karena banyaknya wayang wayang yang masih eksis dalam kehidupan seperti wayang menak, wayang golek, wayang gedok dan lain-lain, namun diharapkan dengan adanya buku ini, para pencinta wayang sadar akan beraneka ragamnya kebudayaan yang kita miliki dan diharapkan pula buku ini menjadi tumpuan unuk penulisan dan pembahasan keaneka ragaman budaya wayang lainnya. Jika kita lihat, wayang kulit purwa saja dari daerah Jawa Tengah memiliki beberapa gaya.

Tujuan dari penulisan buku ini adalah sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan tentang boneka wayang dan juga untuk menyadarkan bahwa kita memiliki beraneka ragam budaya yang sangat perlu untuk dilestarikan dan ini bukanlah suatu persaingan untuk menentukan mana yang unggul dan lebih baik karena dalam budaya seni tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk. Kesemuanya memiliki keunikan masing-masing sehingga janganlah pembaca salah menangkap bahwa penulisan buku ini hanya semata-mata mencari pengikut gaya mana yang lebih pantas dan lebih sempurna.

sumber

Tuesday, February 2, 2010

Meanings Of The Celtic Raven



Meanings of the Celtic Raven are wisdom, prophecy and knowledge-keeping. Its meaning is based on Celtic myth and legend. Tales of the heroic Chuhulian, Bendegeit Bran, Lugh all speak of the raven in a prophetic capacity and also as power and protection.

 The Raven is similar to the crow which is deeply associated with death deities. But, while the crow is usually reserved as a spirit form for feminine deities, the Raven has been the Otherworld body for both Gods and Goddesses. Like the crow, it flew over Celtic battlefields as the deity incarnate.

Legend tells that the Celtic goddess of war or death, Morrigan descending upon battlefields in the shape of 100s of ravens. This bird was also closely associated to Bran the Blessed.


Eagle Meaning And Symbolism

The Eagle was a bird known for its wisdom and long life in Celtic stories. The eagle represents  strength, swiftness, keen sight, and the knowledge of magic. The Eagle is also said to reveal hidden spiritual truths.

The Golden Eagle once symbolized the soul and it was signifying the power of life over death. Now almost extinct in Britain, this Eagle is rarely seen except in the north of Scotland.The Celtic Druids were believed to have the capability to change into the form of all birds, but among their favored choices was the Eagle.


 

Sunday, January 31, 2010

Qual a melhor época para se tatuar

Não é recente a discução sobre qual é a melhor altura do ano para tatuar-se. Há quem defenda que é o inverno e quem prefira tatuar-se no verão, ainda os que acham que é indiferente e o que vale mesmo é uma boa tattoo.

Confira abaixo a opinião dos 246 leitores que participaram desta enquete.

Prefere tatuar no:

Indiferente: 84 votos (34%)
Inverno: 84 votos (34%)
Verão: 78 votos (31%)