Wednesday, August 13, 2008

from Singkil with love...

padahal seminggu yang lalu aku masih ada di tengah hingar-bingar kota Medan yang begitu panas, megah, dan hampir selalu memaksa manusia-manusianya untuk selalu bilang: aku, aku, dan aku... yah, satu realita yang ga bisa dihindari tentang konsekuensi bahwa kita harus berpikir egosentris kalo ingin survive di kota besar (tapi ga selamanya).

aku masih inget betul hari-hari pas aku, maksudnya kami ikut DIKLAT PRAJABATAN DEPARTEMEN KEUANGAN MEDAN 2008. kami yang dari tiga direktorat jenderal berbeda (Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara) dipaksa menghadapi satu situasi yang sama dalam waktu sepuluh hari. tapi bukan sesuatu yang susah ternyata, bentar aja kami sudah akrab dan merasa satu keluarga besar yang solid, toh kita ada di bawah departemen yang sama, Departemen Keuangan yang dipimpin "tante" Sri Mulyani.

menjelang ahir prajab seolah semua larut dalam suasana yang mengharu-biru (ga cuma perasaanku aja), kita yang sepuluh hari terus berjuang dalam canda yang hangat kini harus kembali pulang ke dunia masing-masing, ke kantor masing-masing, dan menjalani hidup seperti dulu. tapi kami semua tau kalo hidup ga bisa biasa seperti dulu, perpisahan itu bukan sesuatu yang bisa dibilang "biasa". apalagi pisah sama temen-temen. but life must go on rite?

n now, here i am... 222 km dari deru bising lalu lintas Medan. aku sekarang ada di Subulussalam, tempat kantorku berdiri, KP PBB Aceh Singkil. kota yang baru setaon berdiri setelah pemekaran dari Kabupaten Singkil. lucunya,meski baru setaon pemekaran Subulussalam ini sudah mendapat predikat kota, dan yang namanya kota biasanya rame tapi boro-boro rame, ini malah ga ada lampu merah satupun saking lengangnya lalu lintas... (kota yang aneh!!!) tapi untung aja masih ada warnet so aku teteup bisa post di sini.

No comments:

Post a Comment