Wednesday, September 3, 2008

she's a pretty girl...

pagi-pagi buta saat aku terjaga dari tidurku meski jujur aku akui masih berat bagiku. aku coba menapakkan langkah kecilku menyusuri jalanan basah di lorong-lorong gelap kota ini sekedar mencari warung buat sahurku. dingin angin dan remintik gerimis waktu itu seolah ga peduli dan terus mendera aku yang saat itu juga sedang menahan rasa sepet di kedua mataku. aku memang masih ngantuk waktu itu. wet 'n cold, it'll never be worst... ahirnya sampe juga aku di warung. dengan menu standar, masi putih, telor dadar, sambel teri-kacang aku memaksa mulutku terus mengunyah meski sebenernya aku lagi ga selera makan waktu itu. singkat cerita, aku yang lagi berjuang sekuat hati untuk manghabiskan makanan di hadapanku kemuadian tertarik pada satu objek. mata lelakiku yang sudah terlatih ga pernah bisa melewatkan yang kayak gini, sesosok cewe dengan wajah innocent, polos, sederhana tapi manis meski tanpa make up. wajah sederhananya mengingatkan aku sama seorang cewe manis yang dulu pernah sekampus sama aku di STAN. mata sayu "ndamar kanginan", alis hitam-tebel yang aku ga tau dirapiin or emang aslinya udah rapi, bibir tipis merah muda... sepanjang waktu mataku berusaha terus menggerayangi wajahnya dan untung aja ada dia yang setidaknya memberikan hiburan ditengah acara sahurku yang menyebalkan tadi pagi.

rapelan oh rapelan...

kemaren sore di tengah kepungan gemuruh suara hujan yang turun dari mendung tebel yang menggantung manja di langit malam, aku yang sedang mencoba memaksa kedua kelopak mata untuk terpejam sekedar meredam rasa sepet karena ngantuk dikejutkan sama bunyi ringtone 1100-ku yang masih mono-njelehi. tit... tit... tit... tit... hehehe, suaranya jorok yah? hus, bulan puasa nie, masih ngeres aja!!! 1 message received, yang ternyata sms dari si Ade, temen kuliah di STAN dulu yang inti sms itu: "rapel gaji + gaji 13 udah cair tapi terhitung sejak April", cuh!!! aku mulai magang sejak 24 September 2007, TMT SK CPNS 1 Oktober 2007, tapi karena kebijakan Badan Kepegawaian Negara aku cuma dapet rapel dari April 2008. coba bayangin, dari bulan Oktober 2007 - April 2008 aku magang gimana? dasar BKN ga punya otak!!! dan sekarang aku cuma dapet rapel sekitar 4,2 juta... tapi ya udah de, lumayan buat mudik Medan - Jogjakarta.

Monday, September 1, 2008

antara aku, Aceh, dan brambang asem...

ini bukan kali pertama aku puasa jauh dari keluarga yang sekarang aku rindukan, keluarga yang jauh di sana, di seberang lautan. sementara aku? aku sekarang ada di Subulussalam, kota kecil yang sudah pernah aku bilang bermil-mil jauhnya dari Jawa, tanah harapan. dan kali ini adalah ramadlan kedua yang aku jalani jauh dari mereka. rasanya? biasa aja tuh! hehehe, ga dink... jelas bukan sesuau yang enak kalo puasa sendirian menjalani hari yang kadang getir tanpa keluarga di samping kita. sahur bangun sendiri, dengan mata sepet aku melibas hitamnya aspal kota yang mengkilat karena basah, Jupiter ber-plat merah membelah sepinya pagi saat anak-anak seumuranku mungkin masie gondok karena terbangun dari tidurnya karena teriakan ibunya sementara aku di sini di temani dinginnya angin Bukit Barisan yang bertiup menggoyang dedaunan perkebunan sawit dan membuat kulitku merinding. dan di tengah hujan itu aku ahirnya menemukan warung nasi, senangnya... menu sahur pertama: nasi putih, mie goreng, telor dadar, dan es susu. yah, coba aku di Jawa, pasti ada brambang asem, pecel lele, dan tempe goreng. tapi kembali dinginnya angin sadarkan aku kalo aku ada di sini, di Aceh di mana orang ga ada yang bikin brambang asem, jarang ada yang bisa bikin sambel lele, dan lidah orang Aceh kurang bisa merasakan betapa nikmatnya tempe goreng, huh...
kekurang-enakan ramadlan ini bukan cuma pas sahur aja. acara berbuka yang biasanya paling ditunggu, sekarang aku malah ga selera makan. bedug, eh, adzan magrib aku batalin puasa dengan marlboro putih dan beberapa teguk pocari sweat. aku memang masie ngantor waktu itu dan sibuk postin di blog-ku yang di intranet khusus Direktorat Jenderal Pajak dan memang saat itu hujan masie belum puas mengguyur kota tanpa ampun, tanpa toleran, dan tanpa pernah bisa kompromis terhadap aku sekalipun yang waktu itu mau cari bukaan. sekitar jam delapan aku memaksa diri keluar dari persembunyianku di depan kompuer kantor demi memenuhi rasa lapar perutku yang terus menggerogoti dinding lambung. biarlah aku rasakan remintik hujan menampari mukaku sampe pedih, biarlah dingin angin membuat tubuhku menggigil, biarlah... asal aku dapati warung makan. ahirnya akupun makan di warung tempat sahur tadi pagi, dengan menu seadanya, ayam goreng, sambel teri-kacang tanah goreng, es capuccino. ga ada kolak pisang, es buah, sayur sop, rempeyek udang, botok daging kebo, dan brambang asem yang dahsyat yang mungkin cuma bisa aku rasain di Jawa lagi. tapi kapan aku mutasi ke Jawa?

Saturday, August 16, 2008

pulang...

ahirnya, pagi-pagi buta setelah menempuh perjalanan hampir setengah malam menyusuri jalanan yang berliku diapit jurang dan bukit berselimut rapatnya belantara Sumatera dan di temani semilir dingin angin malam bukit barisan yang kami biarkan menerobos masuk melalui jendela mobil sampai juga kami di Medan, kota terbesar ketiga di Indonesia yang begitu eksotis. perjalanan yang cukup menguras tenaga sudah cukup melelahkan tapi masie juga ditambah remintik kecil gerimis yang membuat aku terus mengumpat sampe sadar kalo perutku laper, huh... untung McD ada 14045 yang setia 24 jam/7 hari. perut kenyang langsung tidur dan akupun kelupaan subuhan, dhasar!!!
dan kenapa judul post ini "pulang..."? yah, aku selalu mencoba untuk realistis dan menerima kenyataan kalo tanah asalku di Jawa ada nun jauh di sana di seberang lautan sementara aku ada di tanah Sumatera yang membuat aku terpaksa menganggap Medan sebagai kampung halaman, tiap ada kesempatan aku langsung cabut dari Aceh dan berangkat ke Medan dengan segenap suka cita. buat orang-orang Medan, sorry kalo aku dengan tanpa permisi meng-akuisisi medan kalian...
sekarang di sinilah aku, Medan dengan segala hingar-bingarnya, dengan segala hiruk-pikuk manusianya mempertahankan hidup dengan hidup itu sendiri sebagai taruhannya. dan aku? aku teteup "mencoba" enjoy dengan itu semua. aku harap temen-temen kuliahku dulu juga pada "pulang" weekend ini so kita bisa hangin out barengan lagi. karena sejak saat itu, 19 Juni 2008, kami yang lulusan STAN Medan harus memulai babak baru dalam hidup demi menapaki waktu sekedar menyambung cerita menuju masa depan menjadi Pegawai Pajak di kantor masing-masing dan meninggalkan semua romansa jaman kuliah dulu yang meski ga begitu intim tapi cukup punya chemistry di antara kami masing-masing, dan waktu kami untuk sama-sama lagi harus terrenggut untuk itu semua. kami jadi jarang hangout bareng lagi, jarang nonton lagi, jarang makan bareng lagi... tapi yah, itulah hidup yang konon satu-satunya yang abadi di hidup ini justru perubahan itu sendiri. so kami terus mencoba tegar dan siap dengan sagala perubahan dan perpisahan semacam itu. semoga...
dan tentang pulang, aku sudah ga bisa lagi menerjemahkan kata itu. aku sendiri bingung kalo ditanya mo pulang kemana, apa rumah tempat aku di besarkan sejak bayi sampe 17 tahun bisa di sebut tempat pulang? bukan, itu cuma rumah tempat semua kenangan waktu kecilku aku tinggalkan, itu cuma cumah ortu yang sudah hampir 3 tahun aku simpan dalam ingatan. apa kosku waktu kuliah dulu bisa disebut tempat pulang? bukan juga, aku cuma berhak bilang "pulang" jika aku masie kos di sana, dan sudah hampir setaon rumah itu aku tinggalkan. dan apa rumah kontrakanku di Aceh pantas aku anggap tempat pulang? rasanya ga juga, karena hatiku ga pernah di sana, aku ga pernah bisa merasa pulang setiap aku di sana. hmph... mungkin hatiku masih berkelana mencari apa itu arti "pulang", mungkin nanti jika aku sudah mampu punya rumah sendiri baru aku pantas bilang pulang, sekali lagi mungkin. sementara ini biarlah, aku rela kalo harus terus terombang-ambing dalam arti kata pulang. aku sadar duniaku memang absurd...

Thursday, August 14, 2008

tentang aku...

buat kamu yang mungkin kenal (or pernah kenal) coba inget-inget...
aku sekolah di SDN Ngeluk 1, SLTPN 1 Penawangan, SMAN 1 Purwodadi, UNNES (cuman 2 smester terus cabut), terahir STAN... mungkin kita pernah sekelas, sesekolah, sekuliahan, or senior/juniorku silaken kontak yah...

tentang ayam bakar...

mendung begitu berat menggantung di tepi barat langit waktu aku putuskan untuk cabut dari kantor jam 04.00 sore tadi. sebenernya jam kantorku 07.30-17.00 tapi karena takut ujan so aku cabut lebih awal, dhasar pegawe bejat!!! becak melaju menyururi Jl. Teuku Umar dan sampailah aku di gang masuk menuju rumah kontrakan. transportasi di sini memang di dominasi oleh becak, bukan becak model goes seperti becak di Jawa pada umumnya tapi becak di sini tuh kayak motor yang ditempel sespan, sama kayak di Medan, bedanya di Medan lebih mahal. turun dari becak aku disambut remintik air yang mulai jatuh menyentuh permukaan kulitku...

badan capek, rumah sepi, dan mati lampu. lengkap sudah penderitaanku... saking capeknya sms masuk aja ga denger, tau-tau udah ada dua sms dari "fa" (mantan pacar terahirku) dan "rike" (temennya fa yang kayaknya lagi pdkt ma aku). beberapa saat aku terdiam dalam lamunan lampu idup lagi, ahirnya aku mandi juga!!! ga beberapa saat abis mandi temen seperjuanganku, sekantor n' serumah juga ngirim sms yang intinyadia mo makan, aku monitip ga? dan pas mereka pulang aku sambut dengan sesimpul senyum karena di tangan kanan udah ada bungkusan yang isinya "ayam bakar khas Jawa n' jus jeruk". perut kenyang dan sebatang Marlboro putih yang asapnya mengepul menjadi bentuk yang abstrak lalu larut dengan udara kota yang sejuk...

temen-temenku (Gilang n' Edi) udah pada mandi dan siap untuk memulai babak ke dua pertandingan PS antara mereka sendiri, dan aku? akupun memutuskan maen ke warnet, yah sementara ini warnet adalah hiburanku satu-satunya, pelarian dari dunia nyata yang ga selalu bisa menjawab segala pertanyaan, yang ga selalu bisa sesuai keinginan, sampe nanti aku bisa beli notebook sendiri. huh, kapan yah rapelan turun? udah ga tahan mo beli notebook!!!

Ohya, besok rencananya kami cabut ke Medan, kota yang hampir dua taon ini memaksa kami untuk beradaptasi dengan jarak sampe-sampe kami sudah menganggap Medan adalah kampung halaman kami. satu realita kalo kami ga bisa selalu pulang ke kampung halaman (Jawa) setiap saat membuat kami harus berpikir rasional, kami harus bisa have fun sama Medan. dan kenapa aku selalu memakai kata "kami" (yang bercetak tebel) adalah karena di angkatan 13 (2006-2007) STAN Medan jumlah mahasiswa yang dari Jawa ada 13 orang untuk spesialisasi (jurusan) Pajak dan 2 orang untuk spesialisasi Bea Cukai. aku sendiri juga ga tau kenapa hidupku sering banget bersinggungan sama bilangan 13? aku laer tanggal 13, masuk STAN juga angkatan 13 (Medan), jumlah temen dari Jawa di kelas Pajak ada 13 orang, aku juga sering ngarep gaji 13, hahahahaha.....

Wednesday, August 13, 2008

from Singkil with love...

padahal seminggu yang lalu aku masih ada di tengah hingar-bingar kota Medan yang begitu panas, megah, dan hampir selalu memaksa manusia-manusianya untuk selalu bilang: aku, aku, dan aku... yah, satu realita yang ga bisa dihindari tentang konsekuensi bahwa kita harus berpikir egosentris kalo ingin survive di kota besar (tapi ga selamanya).

aku masih inget betul hari-hari pas aku, maksudnya kami ikut DIKLAT PRAJABATAN DEPARTEMEN KEUANGAN MEDAN 2008. kami yang dari tiga direktorat jenderal berbeda (Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara) dipaksa menghadapi satu situasi yang sama dalam waktu sepuluh hari. tapi bukan sesuatu yang susah ternyata, bentar aja kami sudah akrab dan merasa satu keluarga besar yang solid, toh kita ada di bawah departemen yang sama, Departemen Keuangan yang dipimpin "tante" Sri Mulyani.

menjelang ahir prajab seolah semua larut dalam suasana yang mengharu-biru (ga cuma perasaanku aja), kita yang sepuluh hari terus berjuang dalam canda yang hangat kini harus kembali pulang ke dunia masing-masing, ke kantor masing-masing, dan menjalani hidup seperti dulu. tapi kami semua tau kalo hidup ga bisa biasa seperti dulu, perpisahan itu bukan sesuatu yang bisa dibilang "biasa". apalagi pisah sama temen-temen. but life must go on rite?

n now, here i am... 222 km dari deru bising lalu lintas Medan. aku sekarang ada di Subulussalam, tempat kantorku berdiri, KP PBB Aceh Singkil. kota yang baru setaon berdiri setelah pemekaran dari Kabupaten Singkil. lucunya,meski baru setaon pemekaran Subulussalam ini sudah mendapat predikat kota, dan yang namanya kota biasanya rame tapi boro-boro rame, ini malah ga ada lampu merah satupun saking lengangnya lalu lintas... (kota yang aneh!!!) tapi untung aja masih ada warnet so aku teteup bisa post di sini.